Jumat, 27 September 2019

Review Buku Lebih Dekat dengan Karel Albert Rudolf Bosscha

Review buku
LEBIH DEKAT dengan KAREL ALBERT RUDOLF BOSSCHA

Buku Lebih Dekat dengan Karel Albert Rudolf Bosscha - Galih Maulana Yusuf
Sinopsis : Karel Albert Rudolf Bosscha lahir di Den Haag pada 15 Mei 1865. Ketika berumur 22 tahun datang ke pulau Jawa. Kakeknya termasuk seorang pemilik kebun teh paling awal di negeri ini. Ia mengembangkan kebun itu dan menjadi salah seorang pria terkaya serta murah hati. Dia sumbangkan kekayaannya untuk mendirikan sekolah teknik yang kini menjadi ITB, Sositet Concordia yang kini menjadi Gedung Merdeka, serta Observatorium Bosscha yang mengabadikan namanya. KAR Bosscha wafat 26 November 1928 dimakamkan di tengah perkebunan teh Malabar. Ribuan orang mengantarnya,  dan sekarang menjadi situs yang bersejarah. Dia juga menyumbang untuk sekolah tunanetra, bisu dan tuli. Berbagai kisah menyebutkan Bosscha masih hidup di antara kita, untuk membagikan semangat mencintai masyarakat, lingkungan dan pendidikan. Dia telah memberi contoh membangun bisnis yang lestari, menyumbangkan kecerdasan dan keberuntungan untuk masyarakat.

Editor : Ridwan Hutagalung

Penerbit : Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI)

Perancang : Reza Kurniawan dan Ridwan Hutagalung

Fotografi : Myke Jeanneta, Vebertina Manihuruk, Ridwan Hutagalung, Vivera Siregar

Desain sampul : Cyprianus Jaya Napiun

Percetakan : SMK Grafika Desa Putra

Cetakan kedua : Februari 2014

Jumlah halaman : 152 halaman

Tinjauan pribadi : Buku ini merupakan sebuah buku bergaya booklet yang digagas oleh sebuah komunitas peduli sejarah di Bandung. Buku ini menerangkan sejarah singkat seorang KAR Bosscha yang begitu banyak memberikan sumbangsihnya pada Hindia Belanda, Priangan khususnya pada era sebelum kemerdekaan. Diceritakan mulai dari awal kedatangan Bosscha ke Jawa mengikuti salah satu saudaranya, kemudian mengikuti kakaknya ke Kalimantan dan kembali ke tanah Priangan hingga menjadi seorang administrator di perkebunan teh Malabar. Atas kerja kerasnya yang berbuah manis menjadikan produksi teh dari Malabar menjadi produk teh terbaik dunia pada saat itu, dan menjadikannya dia salah seorang paling termahsyur di Hindia Belanda didukung dengan pribadi yang sangat berjiwa sosial tinggi sehingga beliar dianugerahi penghargaan sebagai warga kehormatan Bandung.
Dalam buku ini banyak dibahas mengenai peninggalan dan jasa-jasa beliau, seperti Observatorium Bosscha, ITB, Gedung Merdeka, sekolah buta dan tuli, dan lain-lain. Diceritakan pula awal kelahiran Sahabat Bosscha pada 17 Agustus 2013, Sahabat Bosscha adalah sebuah komunitas yang akan menjadi wadah untuk para relawan yang peduli terhadap kelestarian Observatorium Bosscha sebagai benda cagar budaya bangsa Indonesia.
Saya kira memang buku ini adalah sebuah buku yang menceritakan lengkap sosok Bosscha secara keseluruhan, tetapi ternyata adalah sebuah buku yang mencakup banyak pembahasan, tetapi tentunya semuanya yang berkaitan dengan Bosscha. Over all buku ini recommended untuk dibaca dan wajib kita miliki bagi yang mencintai sejarah, karena memang saat ini tidak banyak buku baru yang dijual mengenai jaman Hindia Belanda khususnya Bosscha,  Jika ada kawan-kawan yang ingin membeli bisa kontak saya ya, bisi via email atau komen di bawah…
Trims, semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar