Senin, 12 Mei 2014

Kampung Lodaya dan Kertasari


Hamparan pohon teh di Kp. Lodaya
Jalan menuju Lodaya dari Kertasari
Perumahan karyawan Kertasari









  

     Kampung Lodaya dan Kertasari terletak di Desa Tarumajaya, Kec. Kertasari, Kab. Bandung, 40386. Lebih persisnya kedua perkampungan ini terletak diujung Bandung Selatan, ya saya katakan diujung karena berbatasan dengan kabupaten Garut yang memang hanya dibatasi oleh sebuah gunung yang bernama gunung Haruman. Dan mengapa kali ini saya membahas mengenai kampung Lodaya dan Kertasari, karena kedua perkampungan ini sangat bersejarah bagi saya dan keluarga besar. Karena sejak dari zaman dulu, buyut saya tinggal di Kertasari. Disamping saya dilahirkan 20 tahun silam di kampung Kertasari dan ketika saya masih bayi orang tua saya pindah ke kampung Lodaya, hingga sekarang kami berdomisili di kampung Lodaya.
     Kampung Lodaya dan kampung Kertasari diapit oleh tiga gunung, yaitu di sebelah timur dibatasi oleh gunung Haruman dan di sebelah barat dibatasi oleh gunung Windu dan gunung Wayang. Daerah perkampungan ini tidak terlalu jauh dengan tempat-tempat wisata. Contohnya Taman Strawberi, situ Cisanti, pemandian air panas Cibolang, dan perkebunan teh Malabar.
Gunung Haruman

Kiri: gunung Windu, kanan: gunung Wayang

     Suhu di sana memang dingin, suhu terdingin yaitu 3 derajat selsius dan itu terjadi ketika misim kemarau tiba. Jika pada hari-hari biasa suhu tertinggi di sana sekitar 15 derajat selsius, tetapi rata-rata suhu yang terjadi adalah sekitar 11-13 derajat selsius.
     
     Untuk menuju kesana diperlukan waktu 3 jam bila mengendarai kendaraan pribadi, dan lebih dari 4 jam bila dengan kendaraan umum, kecuali bila jalanan lancar seperti sebelum jam 6 pagi, jika lebih dari jam setengah tujuh, dipastikan akan terjebak macet di sekitar Dayeuh Kolot. Bila hendak mengendarai kendaraan pribadi saya sarankan melewati jalur Ciparay, karena lebih dekat bila dibandingkan dengan melewati jalur Pangalengan.
     Suhu di sana memang dingin, suhu terdingin yaitu 3 derajat selsius dan itu terjadi ketika misim kemarau tiba. Jika pada hari-hari biasa suhu tertinggi di sana sekitar 15 derajat selsius, tetapi rata-rata suhu yang terjadi adalah sekitar 11-13 derajat selsius.

   Kedua perkampungan ini juga menjadi perkampungan yang bersejarah, terbukti dengan banyaknya peninggalan zaman penjajahan dulu, contohnya rumah-rumah berarsitektur Belanda, pabrik teh yang sempat menjadi tempat pengungsian masyarakat ketika zaman "gorombolan" atau PKI, dan lain-lain.

     Untuk menuju kesana diperlukan waktu 3 jam bila mengendarai kendaraan pribadi, dan lebih dari 4 jam bila dengan kendaraan umum, kecuali bila jalanan lancar seperti sebelum jam 6 pagi, jika lebih dari jam setengah tujuh, terkadang akan terjebak macet di sekitar Dayeuh Kolot. Bila hendak berkunjung kesana, entah mengendarai kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum, saya sarankan melewati jalur Ciparay, karena lebih dekat bila dibandingkan dengan melewati jalur Pangalengan, tetapi jika ingin sambil melihat pemandangan pegunungan yang indah-indah, melewati jalur Pangalengan is ok, tetapi jangan salah pemandangan di jalur Ciparay pun tak kalah indahnya.

     Bila hendak berkunjung kesana dengan kendaraan umum melewati jalur Ciparay, dimulai dari Tegalega naik minibus atau bus jurusan Majalaya kemudian turun di Ciparay dengan tarif munibus Rp.7.000,- atau bus Rp.4.000,- tinggal pilih saja sesuai kebutuhan, dari terminal Ciparay naik angkot jurusan Cibeureum dengan tarif Rp.10.000,- sesampai di Cibeureum dilanjutkan dengan naik ojek ke kampung Lodaya atau kampung Kertasari dengan tarif Rp.10.000,-. Dan bila melewati jalur Pangalengan, dimulai dari Tegalega naik minibus hingga Pangalengan dengan tarif Rp.12.000,- kemudian dari Pangalengan kita naik minibus jurusan Santosa/Sedep/Talun dan turun di Santosa dengan tarif sekitar Rp.10.000,- dan dilanjutkan naik ojek ke kampung Lodaya atau kampung Kertasari dengan tarif sekitar Rp.10.000,-

     Demikian penjelasan saya kali ini mengenai dua perkampungan yang menawan ini. Terima kasih

4 komentar:

  1. menarik sekali tulisannya, sebagai pencinta alam dan kehidupan saya sering ke citarum hulu termasuk lodaya.barangkali kita bisa ketemu untuk untuk tukar pikiran mengenai kehidupan di lodaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, boleeh mangga dengan senang hati kang

      Hapus
  2. nama saya dudung, wanadri HK 161 hp. 08121018742

    BalasHapus
  3. Brass - titanium muffler - Titsanium Art - Tioga Art
    › titanium-arts › titanium-arts Find your perfect Brass / Stainless t fal titanium steel titanium comb in is titanium a conductor our Titsanium Art Collection. These bronze pieces measure 3-5cm x titanium white acrylic paint 1.5cm x 2.3cm. This titanium wedding rings is the perfect compliment for all your  Rating: 4 1,526 reviews

    BalasHapus