SANG
JURAGAN TEH
Oleh Hella S. Haasse
1.
Penulis : Hella S. Haasse
2.
Sinopsis : Meski lahir dalam keluarga kaya, Rudolf
Kerkhoven tak terpengaruh oleh kemewahan dan prasangka di sekelilingnya.
Jangkauan kekayaan keluarganya mencapai daerah kolonial Belanda, sehingga
setelah lulus sekolah, ia pergi ke Jawa. Dan jatuh cinta pada tanah Priangan.
Dedikasi,
semangat, dan kecerdasan Rudolf sedikit demi sedikit membuat perkebunan teh,
kopi, dan kina menjadi produktif. Hidupnya semakin bahagia dengan kehadiran Jenny,
gadis yang berpikiran independen, dan putra-putri mereka. Namun, bagi Jenny
yang lahir dan besar di Jawa, perkebunan mereka yang lembab, kesuburannya, dan
jiwa perkebunan itu sendiri bagaikan belenggu.
Sang
Juragan Teh akan membawa pembaca ke Hindia Timur, ke dalam budaya kolonial yang
bertumpu pada sikap diam penduduk setempat, keangkuhan para kolonialis, dan
kerja keras keduanya; dunia yang memiliki jiwa unik dan memikat.
3.
Alih
bahasa : Indira
Ismail
4.
Editor : Primadonna Angela dan Meggy
Soejatmiko
5.
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
6.
Perancang
sampul : Peter Van Donge
7.
Jumlah
halaman : 440 halaman
8.
Tahun
terbit : 2015
9. Terbitan
asli : Berjudul Heren Van De Thee yang diterbitkan oleh Amsterdam, Em. Querido’s Uitgeverij B.V., pada tahun 1992.
10. Tinjauan pribadi : Apa
yang disampaikan dalam buku ini benar-benar seolah membawa kita pada masa
Hindia Belanda, khususnya daerah Cikalong, Gambung, Banjaran, dan Arjasari yang
sering tersebutkan dalam latar cerita, juga ada sedikit cerita yang menggambarkan
kehidupan para kaum pribumi era itu. Sebenarnya Rudolph Kerkhoven orang yang
pekerja keras dan mempunyai komitmen yang sangat kuat terhadap tujuannya
sendiri, sekalipun saudara-saudara yang telah lebih senior juga berpengalaman
lebih lama dibandingnya pun ketika memberi saran tidak langsung ditelan
bulat-bulat oleh beliau, melainkan beliau selalu melakukan riset dan
bereksperimen sendiri. Kecintaannya terhadap Gambung dan keluarga begitu besar
tetapi karena kesederhanaan beliau membuat istrinya yaitu Jennie tersiksa
hingga meninggal dunia karena tekanan dan gejolaknya yang tidak terkendalikan.
Begitu banyak menguras emosi dan seolah turut menyaksikan tragedi demi tragedi yang
datang silih berganti yang dihadapinya, mulai dari Bertha kakaknya yang meninggal
dunia ketika melahirkan, kekurangan dana, anaknya meninggal, guru les anaknya
meninggal, hubungannya dengan Henny suami Cateu adiknya yang kurang baik
sehingga otomatis mengganggu kekonsistenannya dalam usahanya sehingga
menjadikan Gambung yang pada awalnya sebuah hutan belantara dengan akses yang
sangat sulit menjadi Gambung kini yang besar hingga kita kenal saat ini.
Kelebihan buku ini adalah jalan cerita yang detail dan mendalam, juga
menggunakan gaya bahasa yang lugas dan mudah dimengerti sehingga membuat kita
lebih mudah memahami alur, hanya saja pada awal-awal cerita sempat kebingungan
dengan nama-nama tokoh yang cenderung memiliki kesamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar